Langsung ke konten utama

Pekerjaan Hati



 Durasi : 1 menit



Sumber : drjuanda.com

Cukuplah semua itu bermuara di hati yang terdalam
Tak perlu kau umbar seperti halnya hitam yang kelam
Kau menginginkan siang, tapi kau dapati malam
Begitulah dunia yang dipenuhi hukum alam

Jika memang kau sanggup mewujudkan
Kejarlah ia dalam setiap sujud penghambaan
Mengadu pada Allah tanpa keraguan
Hingga hatimu diliputi ketentraman

Betapa berat amanah pekerjaan ini
Yang membuatku tak berdaya dalam menjalani
Dengan banyaknya rintangan yang menghalangi
Tapi tak membuatku pantang untuk terus pergi

Karena itulah alasan Allah yang ada
Menjadikan diri ini sebagai sebuah tanda
Atas keagungan dan kemuliaan-Nya
Menjadikan hati ini tuk terus memuja-Nya

Indah rasanya jika rasa ini bisa dirasakan olehmu
Karena bayangan itu kan menjadi nyata bukan lagi semu
Hati ini akan terus bersemangat dalam ketaatan
Sampai batas akhir dari masa penghambaan

2 Februari 2015
Menanti dalam rindu atas janji-Mu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Save Bonus Demografi!

S edikit keluar dari keseharian seorang mahasiswa teknik, perlu adanya perenungan terhadap fenomena hangat zaman ini. Sebuah anugerah atau mungkin musibah yang akan diterima bangsa ini. Sebuah kado dari Tuhan yang entah siapa yang memintanya. Bahkan, tidak ada yang pernah menyadari akan kemurahan yang diberikan-Nya itu kepada Bangsa Indonesia. Setiap masalah yang melanda negeri ini, membuat banyak pikiran terdistribusi untuk ikut menyelesaikan. Baik masalah yang bersifat klasik, hingga permasalahan yang 'dibuat-buat' manusia. Seperti halnya bencana alam yang memporak-porandakan tanah air, bentrok yang memecah belah persatuan bangsa, dan korupsi yang menjamur di mana-mana. Akan tetapi, hal seperti itu perlu disikapi dari sudut pandang yang berbeda. Menyelesaikan masalah dengan melakukan berbagai cara yang bersifat preventif. Dalam hal ini selalu berpikir visioner dalam bertindak. Bonus demografi adalah adalah istilah kependudukan untuk menggambarkan tersedianya

IYCC #1 : Opportunity and Readiness

Mungkin cerita ini sudah lama dimulai. Hampir sekitar sebulan yang lalu.Tapi momen yang pas buat ditulis memang saat ini. Entah itu karena moodnya bagus atau emang dulu itu lagi malas. hehe. Singkat cerita, setelah dapet surat Invitation buat ikut konferensi internasional (yang pertama bagi saya, pertama keluar Negeri juga, dan pastinya pertama naik pesawat. Yeahhh. :D) saya memutuskan untuk tidak mengikutinya. (anehkan ya kalau itu ditolak). Saya masih ingat sekali apa yang diperbincangkan saat itu bersama coach saya di asrama yaitu mas Wawan Ismanto tea. :D Mungkin kaya gini ceritanya. A= Ane C= Coach aka Mas Wawan Ismanto A : Mas, ane dapet undangan buat ikut International Youth Cultural Conference di Malaysia, tapi kayanya ane kemungkinan besar ga ikut. C : Lho kenapa? deket lho padahal ke Malaysia itu. A : Deket sih deket, tapi ane ga ada dananya mas. C: Emang sekitar berapa gitu kalau berangkat? A: Pesawat sama hotel paling sekitar Sejutaan. (Ngasal jawab tanpa