Disampaikan oleh : Widjajanto,
S.IP, MA
National Leadership Camp 2012 Jakarta
·
Dua momen dimana lagu Indonesia Raya dihayati
yaitu pada saat upacara 17 Agustus dan saat pertandingan bola di stadion.(Widjajanto,
CEO Liga Primer Indonesia)
·
Hal yang harus dilakukan reformasi dalam
tubuh persepak bolaan Indonesia :
a. Segi Anggaran.
Dalam kurun waktu 8 tahun, setiap klub
menghabiskan dana 20-40 Milyar/tahun dari APBD. Bahkan, ada sebuah daerah yang
60-70% APBD-nya digunakan untuk membiayai klub sepakbola. Ketergantungan
sepakbola pada dana pemerintah akan memberatkan postur APBD, terlebih lagi dana
yang besar itu digunakan untuk menggaji satu dua orang pemain “bintang” saja. Karenanya,
klub sepakbola di Indonesia harus melepas ketergantungan dari dana APBD dan
memiliki pendanaan mandiri, baik dari sponsor ataupun investor. Alhamdulillah,
dengan usaha keras dari pihak PPSI, per-Januari 2012 kemarin klub bola
profesional tidak lagi menggunakan dana APBD.
b. Segi kualitas pemain.
Permasalah yang terjadi saat ini, banyak
pemain Indonesia yang hanya memiliki skill tanpa memikirkan intelegensia. Hal
itulah yang menjadikan kualitas dari setiap pertandingan jauh dari yang
diharapkan atau jauh dari yang diinvestasikan. Fisik pemain yang di bawah rata-rata standar
internasional. Contohnya seperti volume Oksigen Maksimal (VO2 Max)
pemain Indonesia rata-rata <50 ml/kg/min dan jauh jika dibandingkan pemain
Jepang yang VO2 Max rata-rata 70 ml/kg/min.
·
Sport Science, media untuk meningkatkan
kualitas pemain. Dalam artian tidak hanya menggerakan tubuh atau sekedar
bertanding, melainkan ada perhitungan-perhitungan yang ilmiah, terutama dalam
hal gizi atlet, kapasitas tubuh mereka, kebugaran, dan sebagainya.
·
Sport Science akan sangat erat
hubungannya dengan teknologi. Sudah banyak teknologi yang digunakan untuk
pengembangan olahraga, khususnya sepakbola.
·
Salah satu teknologi yang kini sedang banyak
digunakan adalah Chamber Climate yang dimiliki Australia Institute of
Sport (AIS).
·
Chamber Climate merupakan suatu alat yang
dapat mengukur kondisi fisik atlet. Cara kerjanya adalah dengan pengendalian temperatur
yang dinaik-turunkan sebagai usaha untuk mendeteksi ketahanan tubuh atlet.
c. Kualitas kompetisi
Indonesia masih kental dengan yang namanya
unsur suap menyuap. Akan tetapi,bentuknya sudah sangat modern dengan berbagai
variasinya seperti kode-kode wasit, pengaturan skor, dan yang paling fatal
adalah dualisme kompetisi yang bergulir. Kualitas kompetisi ini dirasa sangat penting
menjadi bahan perhatian kita semua karena akan menentukan kualitas Tim Nasional
kita. Dimana itu akan berimplikasi kepada martabat bangsa Indonesia di mata
Dunia.
·
Tiga hal yang harus diperhatikan sebagai
solusi permasalah di atas:
(1) Fairness
(2) Transparency
(3) Strong National Team.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar untuk respon/pertanyaan. Klik link "Subscribe by email" untuk mengetahui balasan komentar/pertanyaan. NO SPAM, No Links, No SARA, No P*RNO! Komentar berisi LINK & tidak sesuai ketentuan akan langsung dihapus. Jangan lupa diisikan nama usernya sebagai identitas untuk berkomunikasi di blog ini.