Langsung ke konten utama

Kepemimpinan Profetik

·        Disampaikan oleh : Bachtiar Firdaus MPP
National Leadership Camp 2012 Jakarta

       Setiap manusia adalah seorang pemimpin dan kepemimpinan mereka itu akan dimintai pertanggung jawabannya kelak. Hal itu senada dengan firman Allah :
QS. Ali Imran [3] :110
QS. Al-Kahfi [18] : 13

·         Kita sebagai umat Islam meyakini bahwa kita adalah seorang pemimpin. Itulah yang melatar belakangi perlunya Kepemimpinan Profetik ini.
·         Jika dibandingkan dengan tipe kepemimpinann yang lain, Kepemimpinan Profetik sangat menunjung misi yang suci.
·         Definisi dari Kepemimpinan Profetik itu sendiri adalah Pembebasan suatu penghambaan dari manusia ke manusia lain dengan hanya penghambaan kepada Allah.
·         Kebanyakan referensi seperti buku tentang kepemimpinan yang banyak dikeluarkan oleh bangsa barat lebih mengarah kepada bagaimana menjadikan organisasi/institusi menjadi lebih efektif dan efisien. Sedangkan Kepemimpinan Profetik yang diusung PPSDMS tidak hanya mengarah kepada maslaah duniawi saja.
·         Analisa kepemimpinan Profetik diambil dari kisah-kisah para nabi yang diceritakan Al-Qur’an.
·         Kisah Nabi-nabi yang sering diulang tersebut perlu kita percayai bahwa kisah berulang-ulang itu menjadi sumber perubahan agar bisa mengangkat keterpurukan bangsa.
·         Tugas peserta PPSDMS dalam menyikapi kepemimpinan profetik adalah menemukan intisari dari cerita-cerita Nabi tersebut.
·         Jangan cuma mendapat seperti dongeng saja, harusnya menjadi cerita inspirasi untuk bersikap bagaimana seharusnya seorang pemimpin itu.
·         Konsep kepemimpinan Profetik menurut Alm. Prof. Dr. Kuntowijoyo
Kepemimpinan profetik adalah kepemimpinan yang memiliki misi humanisasi, misi liberasi dan transendensi.
a.      Misi Humanisasi
Sebagaimana penggalan surat Ali-Imran ayat 110, ”Ta’muruna bil ma’ruf”, yang mengartikan bahwa kita harus memanusiakan manusia.
b.      Misi Liberasi
Seperti halnya misi Humanisasi yang mengambil dari surat Ali-Imran ayat 110, “tanhauna ‘anil munkar”, artinya membebaskan manusia dari keterpurukan dan ketertindasan. Misi ini harus memenuhi syarat siap untuk berkonflik. Jika misi Humanisasi digolongkan ke dalam misi ringan, maka misi liberasi termasuk ke dalam golongan yang cukup berat.
c.       Misi Transendensi
Tu’minuna billah”, yang lebih mengartikan kepada kesadaran ilahiyyah yang menggerakan hati dan keikhlasan dalam berlaku. Perlu adanya konsistensi dari misi humanisasi dan liberasi untuk mencapai point ketiga ini.  Inilah misi yang paling berat dalam kepemimpinan Profetik tersebut.
·         Selain misi, ada pula tugas kepemimpinan profetik itu sendiri, meliputi :
a.      Proses pembacaan
Sebagaimana ayat pertama Al-Quran diturunkan yaitu tentang perintah untuk membaca. Tujuannya agar kita menguasai informasi berupa konsep, teori, atau paradigma dasar. Pemimpinlah yang harus dua atua bahkan tiga langkah lebih depan. Oleh karenanya perlu untuk mempelajari bidang ilmu di luar apa yang sedang digelutinya. Terutama sikap kritis terhadap segala permasalahan.
b.      Proses penyucian
Adalah proses penyucian pemikiran , perasaan, dan moral dari muatan-muatan negatif.
c.       Proses pengajaran
Seperti yang Allah firmankan dalam surat Ali Imran ayat 79, “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajari kitab dan karena kamu mempelajarinya,”. Itulah yang mengarah kepada generasi rabbani yang menguasai epistemologi dan methodologi ilmu pengetahuan (Sains) dan Kebijaksanaan (wisdom).
·         Kriteria utama kesuksesan pemimpin :
a.      Kesadaran akan peran dan fungsinya sebagai khalifah atau wakil Allah dimuka bumi.
b.      Visi dan misi ilahiyyah (Ketuhanan)
Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, tanpa itu hanya akan menjadi kesuksesan semu saja, kesuksesan sementara yang tidak akan meninggalkan kesan dan pengaruh yang kuat untuk generasi penerusnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Save Bonus Demografi!

S edikit keluar dari keseharian seorang mahasiswa teknik, perlu adanya perenungan terhadap fenomena hangat zaman ini. Sebuah anugerah atau mungkin musibah yang akan diterima bangsa ini. Sebuah kado dari Tuhan yang entah siapa yang memintanya. Bahkan, tidak ada yang pernah menyadari akan kemurahan yang diberikan-Nya itu kepada Bangsa Indonesia. Setiap masalah yang melanda negeri ini, membuat banyak pikiran terdistribusi untuk ikut menyelesaikan. Baik masalah yang bersifat klasik, hingga permasalahan yang 'dibuat-buat' manusia. Seperti halnya bencana alam yang memporak-porandakan tanah air, bentrok yang memecah belah persatuan bangsa, dan korupsi yang menjamur di mana-mana. Akan tetapi, hal seperti itu perlu disikapi dari sudut pandang yang berbeda. Menyelesaikan masalah dengan melakukan berbagai cara yang bersifat preventif. Dalam hal ini selalu berpikir visioner dalam bertindak. Bonus demografi adalah adalah istilah kependudukan untuk menggambarkan tersedianya

Pekerjaan Hati

 Durasi : 1 menit Sumber : drjuanda.com Cukuplah semua itu bermuara di hati yang terdalam Tak perlu kau umbar seperti halnya hitam yang kelam Kau menginginkan siang, tapi kau dapati malam Begitulah dunia yang dipenuhi hukum alam

Andai Engineer menjadi Ketua KPK

kezaliman pun seiring bertambahnya waktu semakin memuncak. Itulah korupsi yang sudah meradang akut di Negeri ini. Akan tetapi, saya memiliki kepercayaan bahwa selagi dunia masih berputar, masih ada peluang saya untuk merubahnya. Bukan pengharapan dari manusia berupa materiil dan ucapan terima kasih, tapi hanya ridho Allah saja yang menjadi tujuan perjalanan akhir.  Seperti pantulan bola tenis, adakalanya ia memuncak dan menurun. Begitu pula dengan korupsi yang   akan mengalami pasang surut dari masa ke masa. Korupsi akan merosot menurun hingga titik nolnya. Indonesia yang bersih dari korupsi itu akan terwujud ketika saya menjadi   Ketua KPK, seorang calon sarjana Teknik yang cerdas, amanah, dan kreatif. Memberikan pencerdasan kepada seluruh elemen masyarakat, menjadi salah satu upaya untuk menghalau korupsi. Dari sana, peran dari KPK untuk memonitor penyelenggaraan pemerintah negara bisa lebih kuat. Karena kepedulian akan korupsi bisa   meningkat. Semua orang turut menga