Langsung ke konten utama

Gus Ipul : Alumni ITS harus buat SRI



Pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Musywil) Ikatan Alumni ITS (IKA ITS) Pengurus Wilayah (PW) Jawa Timur (Jatim), turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf. Dirinya datang untuk membuka pelaksanaan Musywil tersebut sekaligus menyampaikan sedikit pesan kepada sekitar seratur alumni ITS yang juga turut menyukseskan acara itu.

Surabaya, Arsip – Dalam kedatangannya menghadiri acara Musywil IKA ITS PW Jatim, pria yang biasa dipanggil Gus Ipul itu merasa gembira. Ada beberapa hal yang mengundang kegembiraannya tersebut. Salah satunya adalah terkait technopreneurship.

Ia memaparkan kegembiraan lantaran ITS mau mendorong mahasiswanya untuk menjadi seorang pengusaha. Di tengah kebutuhan pengusaha ini cukup banyak, disisi lain kampus yang berbasis Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni justru turut andil memenuhi kebutuhan tersebut. “Saya gembira dengan langkah yang diterapkan ITS,” ungkap Gus Ipul.

Ia menambahkan, inilah yang akan sangat berarti bagi masyarakat dan juga pemerintah. Hal itu dikarenakan menjadi pengusaha menandakan siap menjadi orang yang menghidupi orang lain.

Suasana pun menjadi serius tapi santai disaat ia menyampaikan pesannya. Ia berpesan kepada alumni ITS dan mahasiswa ITS pada umumnya untuk melakukan SRI. “Sesuatu, Rukun, Ikhlas dan Inovasi,” tegasnya.

Menurutnya, maksud dari sesuatu adalah bagaimana mahasiswa ITS harus mampu menciptakan sesuatu dalam bidang teknologi. Kecepatanlah yang menjadi kunci dari karya cipta tersebut. Meski besar tapi lambat, maka akan kalah. Teknologi inilah yang menjadi tolak ukur atas kemajuan dan kemunduran Indonesia. 

Sedangkan rukun, dengan ini dapat menentukan jaringan. Pasalnya, dengan jaringan inilah kita mampu menghimpun kekuatan yang luar biasa. Akan tetapi, ketidak rukunan akan membawa dalam kesulitan.
Ikhlas dan inovasilah yang menjadi pelengkap dari kedua hal tersebut. Tanpa ikhlas, tidak akan begitu berkesan dalam benak masyarakat. Begitu pula tanpa inovasi, teknologi pun hanya sebatas mengikuti. “Bukan merubah zaman, tapi mengikuti zaman jadinya.” Pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Save Bonus Demografi!

S edikit keluar dari keseharian seorang mahasiswa teknik, perlu adanya perenungan terhadap fenomena hangat zaman ini. Sebuah anugerah atau mungkin musibah yang akan diterima bangsa ini. Sebuah kado dari Tuhan yang entah siapa yang memintanya. Bahkan, tidak ada yang pernah menyadari akan kemurahan yang diberikan-Nya itu kepada Bangsa Indonesia. Setiap masalah yang melanda negeri ini, membuat banyak pikiran terdistribusi untuk ikut menyelesaikan. Baik masalah yang bersifat klasik, hingga permasalahan yang 'dibuat-buat' manusia. Seperti halnya bencana alam yang memporak-porandakan tanah air, bentrok yang memecah belah persatuan bangsa, dan korupsi yang menjamur di mana-mana. Akan tetapi, hal seperti itu perlu disikapi dari sudut pandang yang berbeda. Menyelesaikan masalah dengan melakukan berbagai cara yang bersifat preventif. Dalam hal ini selalu berpikir visioner dalam bertindak. Bonus demografi adalah adalah istilah kependudukan untuk menggambarkan tersedianya

Pekerjaan Hati

 Durasi : 1 menit Sumber : drjuanda.com Cukuplah semua itu bermuara di hati yang terdalam Tak perlu kau umbar seperti halnya hitam yang kelam Kau menginginkan siang, tapi kau dapati malam Begitulah dunia yang dipenuhi hukum alam

Andai Engineer menjadi Ketua KPK

kezaliman pun seiring bertambahnya waktu semakin memuncak. Itulah korupsi yang sudah meradang akut di Negeri ini. Akan tetapi, saya memiliki kepercayaan bahwa selagi dunia masih berputar, masih ada peluang saya untuk merubahnya. Bukan pengharapan dari manusia berupa materiil dan ucapan terima kasih, tapi hanya ridho Allah saja yang menjadi tujuan perjalanan akhir.  Seperti pantulan bola tenis, adakalanya ia memuncak dan menurun. Begitu pula dengan korupsi yang   akan mengalami pasang surut dari masa ke masa. Korupsi akan merosot menurun hingga titik nolnya. Indonesia yang bersih dari korupsi itu akan terwujud ketika saya menjadi   Ketua KPK, seorang calon sarjana Teknik yang cerdas, amanah, dan kreatif. Memberikan pencerdasan kepada seluruh elemen masyarakat, menjadi salah satu upaya untuk menghalau korupsi. Dari sana, peran dari KPK untuk memonitor penyelenggaraan pemerintah negara bisa lebih kuat. Karena kepedulian akan korupsi bisa   meningkat. Semua orang turut menga