Bulan suci Ramadhan, identik dengan keberkahan
dalam hari-harinya. Hingga banyak diantara mereka yang faham tentang keutamaan
bulan penuh ampunan ini untuk berlomba-lomba dalam berbagi kebaikan terhadap
sesama. Di kampus saya pun kondisinya tidak jauh seperti itu. Ada sekelompok
orang yang rela untuk membersihkan tempat minum yang terbuat dari plastik,
membeli beberapa kotak kurma, dan memesankan nasi dengan datang ke
warung-warung hanya untuk memberikan sajian buka puasa bersama di masjid
kampus. Fenomena ini menjadi hal biasa bagi kami, toh banyak pula di
masjid-masjid lainnya yang melakukan hal yang sama.
Yang menjadi pembedanya adalah ketika sebuah
pelayanan itu disuguhkan dengan penuh cinta. Bukan hanya sekadar memberi makan
kepada yang berpuasa saja, akan tetapi rasa cinta itulah yang terpupuk disetiap
bungkus nasi. Ketika kita datang, mengambil minuman, lalu duduk, orang-orang
itulah yang berkunjung ke setiap kumpulan orang sekitar lima orang untuk
memberikan beberapa bungkus nasi. Sedangkan tidak sedikit pula orang yang
mengikuti buko bareng, kegiatan dari Lembaga Dakwah Kampus kami itu.
Jika dikuantitaskan mungkin bisa mencapai satu berbanding 30 orang. Dalam
artian, satu orang harus melayani 30 orang dalam setiap harinya. Mungkin inilah
arti dari sebuah kebersamaan dan kontribusi tanpa pamrih yang harus terus ada
di kampus di luar dari bulan Ramadhan ini. Tumbuh disaat hanya kebaikanlah yang
menjadi tujuan akhir dari usaha untuk menjadi penerus bangsa yang lebih baik
ini.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar untuk respon/pertanyaan. Klik link "Subscribe by email" untuk mengetahui balasan komentar/pertanyaan. NO SPAM, No Links, No SARA, No P*RNO! Komentar berisi LINK & tidak sesuai ketentuan akan langsung dihapus. Jangan lupa diisikan nama usernya sebagai identitas untuk berkomunikasi di blog ini.