Langsung ke konten utama

Ramadhan, Latih Kebersamaan di Kampus


Bulan suci Ramadhan, identik dengan keberkahan dalam hari-harinya. Hingga banyak diantara mereka yang faham tentang keutamaan bulan penuh ampunan ini untuk berlomba-lomba dalam berbagi kebaikan terhadap sesama. Di kampus saya pun kondisinya tidak jauh seperti itu. Ada sekelompok orang yang rela untuk membersihkan tempat minum yang terbuat dari plastik, membeli beberapa kotak kurma, dan memesankan nasi dengan datang ke warung-warung hanya untuk memberikan sajian buka puasa bersama di masjid kampus. Fenomena ini menjadi hal biasa bagi kami, toh banyak pula di masjid-masjid lainnya yang melakukan hal yang sama. 

Yang menjadi pembedanya adalah ketika sebuah pelayanan itu disuguhkan dengan penuh cinta. Bukan hanya sekadar memberi makan kepada yang berpuasa saja, akan tetapi rasa cinta itulah yang terpupuk disetiap bungkus nasi. Ketika kita datang, mengambil minuman, lalu duduk, orang-orang itulah yang berkunjung ke setiap kumpulan orang sekitar lima orang untuk memberikan beberapa bungkus nasi. Sedangkan tidak sedikit pula orang yang mengikuti buko bareng, kegiatan dari Lembaga Dakwah Kampus kami itu. Jika dikuantitaskan mungkin bisa mencapai satu berbanding 30 orang. Dalam artian, satu orang harus melayani 30 orang dalam setiap harinya. Mungkin inilah arti dari sebuah kebersamaan dan kontribusi tanpa pamrih yang harus terus ada di kampus di luar dari bulan Ramadhan ini. Tumbuh disaat hanya kebaikanlah yang menjadi tujuan akhir dari usaha untuk menjadi penerus bangsa yang lebih baik ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Save Bonus Demografi!

S edikit keluar dari keseharian seorang mahasiswa teknik, perlu adanya perenungan terhadap fenomena hangat zaman ini. Sebuah anugerah atau mungkin musibah yang akan diterima bangsa ini. Sebuah kado dari Tuhan yang entah siapa yang memintanya. Bahkan, tidak ada yang pernah menyadari akan kemurahan yang diberikan-Nya itu kepada Bangsa Indonesia. Setiap masalah yang melanda negeri ini, membuat banyak pikiran terdistribusi untuk ikut menyelesaikan. Baik masalah yang bersifat klasik, hingga permasalahan yang 'dibuat-buat' manusia. Seperti halnya bencana alam yang memporak-porandakan tanah air, bentrok yang memecah belah persatuan bangsa, dan korupsi yang menjamur di mana-mana. Akan tetapi, hal seperti itu perlu disikapi dari sudut pandang yang berbeda. Menyelesaikan masalah dengan melakukan berbagai cara yang bersifat preventif. Dalam hal ini selalu berpikir visioner dalam bertindak. Bonus demografi adalah adalah istilah kependudukan untuk menggambarkan tersedianya

Pekerjaan Hati

 Durasi : 1 menit Sumber : drjuanda.com Cukuplah semua itu bermuara di hati yang terdalam Tak perlu kau umbar seperti halnya hitam yang kelam Kau menginginkan siang, tapi kau dapati malam Begitulah dunia yang dipenuhi hukum alam

IYCC #1 : Opportunity and Readiness

Mungkin cerita ini sudah lama dimulai. Hampir sekitar sebulan yang lalu.Tapi momen yang pas buat ditulis memang saat ini. Entah itu karena moodnya bagus atau emang dulu itu lagi malas. hehe. Singkat cerita, setelah dapet surat Invitation buat ikut konferensi internasional (yang pertama bagi saya, pertama keluar Negeri juga, dan pastinya pertama naik pesawat. Yeahhh. :D) saya memutuskan untuk tidak mengikutinya. (anehkan ya kalau itu ditolak). Saya masih ingat sekali apa yang diperbincangkan saat itu bersama coach saya di asrama yaitu mas Wawan Ismanto tea. :D Mungkin kaya gini ceritanya. A= Ane C= Coach aka Mas Wawan Ismanto A : Mas, ane dapet undangan buat ikut International Youth Cultural Conference di Malaysia, tapi kayanya ane kemungkinan besar ga ikut. C : Lho kenapa? deket lho padahal ke Malaysia itu. A : Deket sih deket, tapi ane ga ada dananya mas. C: Emang sekitar berapa gitu kalau berangkat? A: Pesawat sama hotel paling sekitar Sejutaan. (Ngasal jawab tanpa